Eksotisme Pulau Hari, Destinasi Wisata Dekat Kota Kendari


JENDELASULTRA.BLOGSPOT.COM, Pulau-pulau di Sulawesi Tenggara ibarat “gugusan bintang” yang belum menampakkan sinar kemilau. Padahal dari segala jualan wisata, keindahan pasir putih berserakan dan surga bawa laut masih banyak tak terjamah.

Siapa tak kenal Wakatobi, populer ke manca negara dengan Istilah surga bawah lautnya. Bahkan kini gambar dan namanya sudah mengabadi dalam uang rupiah. Jazirah Sulawesi di bagian tenggara ini begitu luas ini terdapat destinasi tandingan Wakatobi yang tak kalah banyak dan istimewa. Pilihannya adalah Pulau Hari, pulau kecil yang menawarkan serakan pasir putih melingkar dan istanah bawah laut di kedalaman 1 sampai 5 meter.

Untuk sampai ke sana, pilihan transportasi bisa dengan menyewa  Perahu sewaan yang  banyak terdapat di pelabuhan rakyat dekat area kompleks Pasar Sentral Kota Lama, Kendari. Bila dari Bandara Halu Oleo Kendari, cukup naik bus Trans Lulo untuk sampai ke Pelabuhan Rakyat itu. Hanya 15 menit perjalanan dari Bandara. Kemudian dari Pelabuhan Rakyat ke Pulau Hari memakan waktu sekitar satu jam.




Secara georafis Pulau Hari terletak di bagian Utara dari Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), melintang dari Utara ke Selatan antara 04002m 13.3 dan 04002m 17.4 Lintang Selatan, membujur dari Barat ke Timur antara 122046.37.1 dan 122.46.41.3 bujur Timur. Struktur pulau ini diselimuti oleh bebatuan keras. Masyarakat lokal menyebutnya jenis batu Moramo. Pepohonan nampak tumbuh kokoh di atas bebatuan.

Luas pulau yang sekira 14 hektar ini memiliki garis pantai yang tidak begitu panjang.  Garis pantainya hanya sekira 15 sampai 40 meter. Bentuk pantainya yang putus-putus karena bebatuan memberi panorama tersendiri bagi yang ingin mengabadikan gambar atau sekedar berfoto selfie maupun grufie.

Di salah satu sudut pulau terdapat ukiran batu yang menunjukkan bahwa destinasi wisata ini telah dikunjungi sejak masa pemerintahan Presiden Soeharto. “WELCOME TO PULAU HARI, VISIT INDONESIA 1991” tulisan yang terukir di batu tersebut seperti sebuah prasasti yang kemungkinan dibuat oleh pemerintah saat itu.

Di sekitar pulau tak berpenghuni ini, memandang jauh hanya ada lembah dan lautan luas tak terpermanai. Menikmati sepi dan sunyi sangat tepat dengan sekedar duduk di pasir putih pantainya atau berjalan menyusuri sebagian lianggaran pulau.

Sesekali pada pagi atau sore, kapal cepat rute Kendari-Raha  akan melintas di samping Pulau ini. Selain itu, kapal-kapal nelayan kecil pemancing juga biasa berseliweran di sekitar pulau. Wisatawan bisa langsung memesan hasil pancingan para nelayan tersebut, tentu dengan harga normal bisa dapat ikan atau cumi-cumi segar.

Untuk menikmati pemandangan bawah laut nan elok eksotis bisa dilakukan dengan diving ataupun snorkling. Terumbu karang yang masih asri dan ikan-ikan hias aneka warna seperti keluarga Nemo dapat diamati mulai dari kedalaman 1 sampai 7 meter. Tak hanya itu, bintang-bintang laut, ular laut, masih nampak jelas dan bersahabat. Plus air yang  jernih biru kehijauan menambah eksotisme tersendiri.



Di salah satu bagian spot penyelaman kita akan menemukan palung laut yang penuh dengan terumbu karang, bentuknya seperti jurang menikam jauh ke bawah laut. Di sekitar palung tersebut, pemandangan ikan-ikan seukuran telapak tangan terhidang.

Namun sayang, dibalik keindahan itu tersimpan ancaman biota laut yang hendak mempertahankan eksistensinya. Ekosistem mereka terancam,  dapat dilihat dari sebagian kecil spot penyelaman. Karang-karang terlihat hancur dan berserakan. 




Hal ini diduga disebabkan tangan-tangan jahil yang menangkap ikan dengan menggunakan bom. Ekosistem sekitar Pulau Hari yang masih cantik jelita mengundang ikan-ikan untuk mendekat dan kehadiran ikan-ikan itu nampaknya menjadi incaran para pombom ikan.



Penulis: Muhamad Taslim Dalma