Tahukah Anda Mengapa Perokok Terus Bertambah Di Sulawesi Tenggara

Ilustrasi Bahaya Merokok. Sumber Foto: ANNEAHIRA.COM
JENDELASULTRA.BLOGSPOT.COM, KENDARI – Rokok saat ini tidak hanya jadi bahan konsumsi pria dewasa namun anak-anak dan wanita pun turut menjadi pencandu rokok. Tak terkecuali di Sulawesi Tenggara (Sultra)

Kasie simkesma dan PTM Dinas kesehatan Sultra  Sitti Nurjuta mengatakan fenomena itu dipengaruhi oleh banyak faktor. Saat ini banyak remaja mulai mengenal dan kemudian menjadi perokok pemula karena berawal dari rumah.

Kebiasaan orang tua merokok (keluarga) ternyata juga memberi dampak bagi perilaku remaja untuk mencoba rokok.  Kata Nurjuta, dalam Journal of Consumer Affairs disebutkan bahwa orang tua perokok akan berpengaruh dalam mendorong anak mereka untuk menjadi perokok pemula di usia remaja.

“Selain itu, secara kepribadian, kondisi mental yang sedang menurun seperti stres, gelisah, takut, kecewa, dan putus asa sering mendorong orang untuk menghisap asap rokok,” kata Nurjuta dalam Workshop Jurnalis Tentang Masalah Rokok di Hotel Dragon In Kendari, Minggu (22/11/2015).

Dalam dosis  tertentu, asupan nikotin akan merangsang produksi dopamine (hormon penenang) di otak, maka faktor merokok ini  membuat  seseorang akan merasa  lebih tenang setelah menghisap  rokok. Tetapi kata Nurjuta hal itu hanya sesaat dan akan berbalik menjadi efek buruk  bagi kesehatan secara permanen.

Bila rata-rata satu orang masyarakat Sultra mengkonsumsi 10 batang rokok perhari dengan hitungan Rp. 600,- perbatang. Maka pengeluaran per hari mencapai Rp. 6 ribu  sehingga pengeluaran per orang per bulan mencapai  Rp. 180 ribu

Hal itu kata Nurjuta sudah lebih besar dari Program Keluarga Harapan (Conditional Cash Transfer) untuk keluarga miskin yang hanya Rp. 100 ribu per bulan per keluarga.


Penulis: Muhamad Taslim Dalma (ZONASULTRA.COM)