Kuliner Khas Kambewe Gola |
Tanaman biji-bijian seperti Jagung memang tumbuh dengan subur di Pulau Muna. Karena hal itulah masyarakat setempat banyak bercocok tanam jagung. Hasil olahan jagung inilah yang jadi salah satu makanan pokok daerah setempat.
Sebelum beras atau tanaman padi populer di Muna, zaman dahulu (sekira tahun 2000-an ke belakang) jagung merupakan makanan pokok sehari-hari. Berbagai olahan makanan dari jagung disajikan dengan cukup variatif.
Salah satu olahan yang terkenal adalah Kambose/Kambuse, olahan jagung tua (jenis jagung putih) yang direbus khusus dengan campuran kapur. Lain lagi dengan olahan dari jagung yang masih muda seperti Dhodholo (dodol), Kamperodo, Kambewe Kapute, dan Kambewe Gola.
Empat kuliner khas tersebut hanya dapat ditemukan sekali waktu saat usia jagung masih muda, mendekati masa panen masa panen. Jika berbicara mana yang primadona dan paling populer dalam masyarakat Muna, jawabannya adalah Kambewe Gola.
Kambewe Gola terbuat dari bahan sederhana yakni biji jagung muda yang berumur 70 hari. Pada umur ini biji jagung sudah benar-benar pas untuk menjadi olahan makanan, teksturnya tidak lembek juga tidak keras, dan rasa jagung masih manis.
Mula-mula jagung dibersihkan dari kulitnya dengan catatan kulit yang masih bagus jangan dibuang sebab akan digunakan untuk membungkus adonan. Kemudian, jagung yang sudah bersi dilepas dari tongkolnya dengan menggunakan pisau lalu dimasukkan dalam Kagiling (alat penggilingan).
Hasil gilingan yang tampak encer dicampur dengan gula merah sampai merata. Adonan sederhana ini tanpa perlu lagi campuran bahan lain. Adonan lalu dimasukkan dalam selembar kulit jagung dengan volume sesuai besar kulit jagung.
Pada tahap akhir adonan yang sudah terbungkus direbus dalam panci dandang. Tidak boleh menggunakan panci biasa sebab adonan yang sedikit encer tidak boleh bersentuhan langsung dengan air rebusan.
Dalam sekali masak, biasanya dalam panci Kambewe Gola tidak sendirian tapi didamping kuliner jagung muda lainnya seperti Kamperodo dan Kambewe Kapute. Pemasakan dalam panci yang ini tidak akan memperngaruhi rasa masing-masing makanan sebab dari bahan yang sama yakni jagung muda.
Adonan yang telah matang berwarna merah kecoklatan dan memiliki tekstur yang padat tapi tidak keras. Teksturnya yang renyah akan segera hancur dalam sekali kunyah. Rasanya manis dari perpaduan unik manis gula merah dan manis jagung.
Hidangan Kambewe Gola. (Foto: Muhamad Taslim Dalma) |
Kambewe Gola dibuat bukan hanya untuk sebagai penghilang lapar atau sekedar untuk jualan di pasar. Makanan ini dibuat sebagai wujud rasa Syukur kepada Tuhan karena jagung yang akan dipanen melimpah. Rasa syukur atas manisnya suatu nikmat kehidupan, itulah salah satu makna filosofis Kambewe Gola.
Olehnya, dalam setiap pembuatannya tetangga pekebun maupun keluarga akan diundang untuk bersama-sama mulai dari petik jagung di dalam kebun sampai menyantap kambewe gola beramai-ramai. Momen santap bersama ini disebut acara “Kambewe Gola”.
Pada awal tahun 2000-an dalam acara Kambewe Gola biasanya disertai dengan lantunan-lantunan nyanyian rakyat Muna dengan iringan alat musik gong dan gendang. Acara ini menjadi sangat ramai karena jadi sarana berkumpun diantara pekebun jagung maupun dengan keluarga para pekebun.
Penulis: Muhamad Taslim Dalma