Menemukan Kuliner Khas Muna di Kedai Ratu Alam Kendari

Sepeda Ontel di Kedai Ratu Alam Kendari.
JENDELASULTRA.BLOGSPOT.COM – Kendari adalah Ibu Kota di Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan masyarakat beragam dari berbagai suku, ras, agama, dan golongan begitu pula kulinernya. Kuliner khas Kendari adalah representasi dari keragaman itu. Berwarna, berbeda rasa. 

Untuk menemukan menu kuliner khas tertentu, hanya di rumah makan tertentu pula. Tidak banyak, karena kebanyakan rumah makan menyediakan menu makanan secara umum, semisal prasmanan. Ada pula rumah makan Padang, seperti marak di Kota besar lainnya. Untuk mendapatkan yang istimewa, maka pastilah bukan yang umum-umum.

Secara khusus, salah satu yang dapat menjadi tujuan di Kota ini adalah Kedai “Ratu Alam” yang fokus pada kuliner makanan khas Muna. Letaknya di jalan Buburanda, Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga, tidak jauh dari Bundaran Stainless By Pass Kendari.
Kedari Ratu Alam di jalan Buburanda Kelurahan Korumba Kendari.

Desain Kedai  itu, unik tidak seperti rumah makan biasa. Kedainya dihias dengan ornamen kelapa yang disusun rapi pada tiang-tiang bangunan non permanen. Di teras depan terdapat sepeda ontel antik dengan gantungan keranjang tradisional berisi kulit jagung.

Lalu, di dinding depan Kedai Ratu Alam ada layang-layang legendaris "Kaghati" terbuat dari daun kolope (ubi hutan), asli produk budaya tua Muna. Begitu pula, di bagian dalam, ada susunan kelapa tua, dan ornamen-ornamen unik lainnya yang disusun memberi kesan “kreatif”.

Kedai Ratu Alam menyediakan menu-menu andalan dari masakan tradisional Muna seperti Lapa-Lapa, Kabuto, Kambuse, Katula, Ayam Parende, Kenta Kapinda (olahan ikan), dan jenis kue khas Muna yakni cucur, waje, dan lainnya. Ada pula menu khas Kendari lainnya seperti sinonggi, Burungo, dan lainnya. Semua diharga yang tak begitu mahal kisaran Rp 25 ribu sampai Rp 50 ribu.
Kuliner khas Muna Kabuto.


Untuk menyiapkan menu-menu itu tentulah tidak mudah, terutama adalah bahan bakunya yang tidak selalu tersedia di Kota Kendari. Salah satu menu, Kabuto, bahan bakunya didatangkan dari Pulau Muna, di salah satu pasar tradisional Kabupaten Muna Barat. 

Kabuto merupakan makanan yang berasal dari ubi kayu (singkong)  yang dikeringkan dan mengalami pelapukan dari proses fermentasi sederhana. Warna ubi yang putih berubah jadi hitam pekat bercampur warna abu-abu, dan kadang pula Kabuto lubang-lubang seperti kayu yang dimakan rayap. Bila sudah diolah, rasanya unik dan akan selalu dirindukan.


Penulis: Muhamad Taslim Dalma