Air Terjun Wawondiku Konawe Utara, Mengalir dari Puncak Sarang Anoa (Part 1)

JENDELASULTRA.BLOGSPOT.COM -  Wilayah Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) ternyata menyimpan keindahan alam yang belum begitu terjamah. Spot wisata itu bernama Air Terjun Wawondiku, ada di Desa Awila, Kecamatan Molawe.

Wawondiku berasal dari bahasa daerah setempat yaitu “wawo” yang berarti ‘atas’ atau ‘puncak’ dan “ndiku” yang berarti ‘anoa’.  Sehingga “wawondiku” dapat diartikan sebagai puncak anoa, yang juga menjelaskan bahwa di puncak air terjun itu merupakan sarang anoa, atau menjadi habitat hewan anoa.

Anoa sendiri merupakan hewan endemik  pulau Sulawesi yang masih dapat ditemukan di sejumlah spot Konawe Utara, namun jumlahnya terbatas. Anoa memang sering muncul di sekitar wilayah air terjun itu, yang masih tergolong hutan belantara.

Anoa biasa juga disebut kerbau kecil karena ciri-cirinya yang mirip. Anoa berkulit hitam, namun ukuran tubuhnya lebih kecil dari pada kerbau maupun sapi, dan bertanduk runcing. Anoa cenderung lebih agresif dan lincah hidup di dalam hutan.

Hewan itu dibiarkan liar dan tidak begitu menjadi pilihan hewan buruan bagi masyarakat. Anoa susah ditangkap dan cukup berbahaya bila berhadapan dengan manusia.
Air Terjun Wawondiku di Kawasan Hutan Konawe Utara. (Foto: Mardin for jendelasultra.blogspot.com)

Keindahan Air Terjun Wawondiku

Air terjun ini menawarkan panorama air yang jatuh dari ketinggian sekira 36 meter, terjun bebas menimpa bebatuan. Airnya jatuh dari dua arah sebelah kiri dan kanan. Sebelah kanan airnya jatuh di antara batuan yang bertingkat-tingkat (lebih miring) sedangkan  bila menoleh ke sebelah kiri air terjunnya seperti jatuh lurus dari puncak. 

Berada di sana, menentramkan batin dan melembapkan pikiran. Sinar matahari siang menerobos masuk dari sekitar puncak air terjun tanpa penghalang. Airnya tampak kebiruan diterpa sinar, mengalir di antara bebatauan tanpa satupun ikan maupun keong, yang ada hanya air. 

Kesejukannya menyeruak dari sela-sela pepohonan berpadu dengan “nyanyian” air beradu dan percikan titik-titik uap dingin. Belum lagi kicauan burung yang sesekali bersahut-sahutan.

Di bawah dua air terjun itu berbentuk kolam yang cukup dalam. Dapat digunakan untuk berenang maupun mandi. Airnya sejuk dan jernih, tidak berkapur sama sekali. Salah satu tanda bahwa tak berkapur karena batu di antara air itu licin. Pengunjung juga biasanya memanjat air terjun itu lalu meloncat, berenang.***

Baca Selanjutnya : Air Terjun Wawondiku Konawe Utara, Mengalir dari Puncak Sarang Anoa (Part 2)

Penulis: Muhamad Taslim Dalma