Benteng Keraton Buton yang terletak di Kota Baubau |
Asal-usul istilah Buton ada dua yaitu “Buton” dan ada pula “Butun” berakar dari kosa kata bahasa Melayu. Butun adalah pohon bernama latin “Barringtonia Asiatica”, sejenis pepohonan mangrove yang tumbuh di sekitar pantai. Pohon jenis ini tumbuh dengan rimbun di wilayah pesisir pulau-pulau jazirah Sulawesi Tenggara.
Butun biasa juga dikenal keben. Pohon ini bisa mencapai tinggi 7 sampai 15 meter. Daunnya seperti daun jambu mete. Kelopak bunga berwarna putih dan benang sari berwarna merah muda. Keben juga disebut box fruit karena buahnya yang seperti kubus, mirip ketupat kecil.
La Niampe dalam bukunya “Revolusi Mental Zaman Kesultanan Buton Abad XIX” (2018) menjelaskan bahwa dahulu para pedagang dari Semenanjung Melayu yang melewati kepulauan Nusantara bagian timur, terutama tujuan Ternate, banyak singgah di pulau-pulau Buton. Penduduk banyak yang menjadi teman dagang mereka. Para pedagang itulah menyebut pulau-pulau yang mereka singgahi dengan istilah Pulau Butun atau Buton.
Berawal dari komunikasi dan interaksi para pedagang itu, maka menyebar di Nusantara tentang Buton. Sebab itulah maka istilah Buton lebih dikenal oleh orang luar Buton, sementara masyarakat lokal terkhusus di Sulawesi Tenggara lebih akrab dengan istilah “Wolio”. Kendati demikian masih ada versi-versi lain terkait asal usul penamaan Buton.
Berbahas tentang Buton maka ruang wilayahnya luas karena Kerajaan Buton melingkupi beberapa pulau yang pada masa sekarang ini terpisah secara administratif pemerintahan. Misalnya Wanci, Kaledupa, Tomia, Binongko, yang bergabung menjadi Kabupaten Wakatobi.
Berbeda halnya dengan Wolio yang merujuk salah satu daerah yaitu Kota Baubau. Di Kota ini terdapat Benteng Keraton Buton. Letaknya di ketinggian. Dari atas benteng akan tampak pemandangan bawah dan lautan lepas. Di benteng itu terdapat meriam yang dahulu jadi senjata pertahanan.
Catatan tentang Arung Palaka di Benteng Keraton Buton |
Informasi yang berkembang adalah benteng tersebut merupakan benteng terbesar di Indonesia dan yang terbesar di dunia. Namun benarkah demikian atau mungkin itu hanyalah marketing issue untuk menarik wisatawan.
Dalam catatan Caleb Coppenger “Misteri Kepulauan Buton” (2011), mempertanyakan tentang kriteria apa yang digunakan sehingga Benteng Keraton Buton di Baubau dapat dikatakan yang terbesar. Pasalnya, ia pernah melihat beberapa benteng yang tampaknya lebih besar di Thailand dan Myanmar.
Penulis: Muhamad Taslim Dalma