Mendaki Puncak Ahuawali Konawe : Surga Tersembunyi “Negeri di Atas Awan”

JENDELASULTRA.BLOGSPOT.COM – Julukan “Negeri di Atas Awan” ternyata bukan hanya milik Tangkeno di Bombana. Masih ada destinasi wisata lain di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang juga menyuguhkan indahnya bila berada di atas awan. Namanya Puncak Ahuawali di Konawe.  

Pemandangan hamparan selimut awan yang menyelimuti bukit tak hanya akan menyejukkan mata tapi juga merefresh pikiran. Dari Puncak Ahuawali terlihat hamparan sawah di kaki bukit, pepohonan hijau dan rerumputan seperti savana, serta padang ilalang yang membentang lintas lembah.

Puncak Ahuawali di Konawe. (Foto: JENDELASULTRA.BLOGSPOT.COM)

“Surga” ini masihlah tersembunyi sebab masih banyak orang yang belum tahu dan sedikit berkunjung ke tempat itu. Bahkan kata “Ahuawali” masih asing di telinga masyarakat Sultra. Spot wisata itu biasanya hanya dikunjungi traveler atau anak-anak pencinta alam untuk berkemah.

Puncak Ahuawali masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Ahuawali merupakan nama desa di bawah puncak, yang menjadi titik awal pendakian. Jika dipisah menjadi dua suku kata “ahua” dan “wali”. 

Dalam bahasa daerah setempat (Tolaki) “ahua” artinya sumur dan kata “wali” erat kaitannya dengan  ulama atau penyebar ajaran Islam di Nusantara pada zaman dahulu. Di Desa Ahuawali memang terdapat sumur yang tidak sembarang orang bisa melihatnya. Namun kaitannya dengan Wali dalam Islam masih perlu ditelusuri lebih jauh sejarahnya.

Untuk sampai di lokasi, bila keberangkatan mulai dari Kota Kendari maka menuju Unaaha (Ibukota Konawe). Lalu perjalanan dilanjutkan ke arah Kolaka, begitu sampai di pertigaan Lambuya (kalau belok kanan ke Kolaka) terus lurus sampai di Dekat Motaha (Konawe Selatan). Titik awal pendakian tepat berada di Desa Ahuawali, Kecamatan Puriala, Konawe.

Rute menuju puncak cukup kentara meski jarang dilewati. Jalannya sedikit berbatu berpadu tanah merah yang kalau musim kemarau mudah didaki dan tidak licin. Dari awal sampai puncak ada lima titian (datar) pendakian untuk beristirahat melepas letih.

Sepanjang perjalanan menuju puncak sesekali akan terlihat gerombolan sapi Bali berwarna coklat dengan penggembala di belakangnya. Udara sejuk dari balik pepohonan dan angin lepas dari padang ilalang memberi nuansa tersendiri sepanjang perjalanan.

Ketinggian di puncak mencapai 800 Meter di atas permukaan laut (MDPL) dengan jarak tempuh sekitar satu jam. Begitu tiba, bisa langsung mengambil spot kemah yang diinginkan. Olehnya disarankan membawa alat-alat perkemahan seperti tenda agar bisa bermalam dan melihat matahari pagi.

Pengunjung sebaiknya datang pada musim kemarau mengingat jalur pendakian yang licin bila hujan. Pada musim kemarau  selimut kabut “negeri di atas awan” akan lebih mudah muncul sebab pada kondisi tertentu awan tidak tampak menyelimuti perbukitan Ahuawali.

“Negeri di atas awan” akan menampakkan dirinya hanya pada fajar menyinsing menyambut mentari. Saat itulah kesejukan dingin merayapi tubuh yang dapat dihangatkan dengan secangkir kopi atau susu sembari menatap lautan awan di depan mata.

Manakala pagi datang, burung-burung begitu senang dengan berbalas kicauan. Begitu matahari menanjak pada rotasinya lautan awan perlahan memudar dan merdu suara burung lenyap entah kemana. Saat itu pulalah tirai seperti terbuka, pandangan mata menembus lembah jauh puluhan kilo meter hamparan pemandangan.

Namun ironis, keindahan yang demikian agak terganggu dengan aktivitas pertambangan di salah satu sisi perbukitan. Alat-alat berat tampak membuat “kudis” di permukaan bumi. Kudis-kudis itu semacam perlahan menjadi luka menganga bagi Bumi Anoa. (Baca juga: Keistimewaan Puncak Amarilis: Aneka Warna Batu Alam Tersaji)


Penulis: Muhamad Taslim Dalma

Kasoami/Katula: Makanan Khas Sulawesi Tenggara Pembangkit Rindu


JENDELASULTRA.BLOGSPOT.COM – Sekilas kata  “Kasoami” mirip kata “suami” dalam Bahasa Indonesia. Jangan sampai salah tafsir, kedua kata itu sama sekali tidak memiliki kesamaan makna, suami adalah pasangan hidup resmi seorang wanita sedangkan Kasoami (ada juga yang menyebutnya kasuami) merupakan nama makanan khas Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kasoami/Katula, kuliner khas asal Sulawesi Tenggara
Kuliner sederhana ini banyak dijumpai di wilayah kepulauan Provinsi Sulawesi Tenggara:  Pulau Muna, dan gugusan kepulaun Buton, termasuk Wakatobi (Wanci, Kaledupa, Tomia, Binongko). Namun demikian di masa kekinian, juga dapat ditemukan di daratan/pulau induk Sulawesi (celebes), banyak dijajakan di pasar-pasar lokal.


Masyarakat Pulau Buton dan Wakatobi menyebutnya “Kasoami” sedangkan penamaannya pada masyarakat Muna   adalah “Katula”. Kasoami dan Katula tidak memiliki perbedaan sama sekali mulai dari bentuk, cara memasak, dan bahan yang digunakan.


Tipikal Masyarakat di kepulauan itu yang (senang-cari hidup) merantau di provinsi lain bahkan luar negeri semisal Malaysia pastilah akan selalu rindu dengan Kasoami. Tentu bukan hal mudah menemukan Kasoami di daerah rantau dengan cita rasa khas bumi Sulawesi.
Kasoami yang sudah dikemas. Banyak dijajakan di pasar-pasar tradisional.
Kasoami/Katula diolah dari bahan baku ubi kayu (singkong) yang tumbuh subur di wilayah kepulauan Sulawesi. Mula-mula ubi kayu diparut atau digiling pakai mesin. Hasil parutan di masukan dalam karung atau kain untuk dipadatkan. Pemadatan dilakukan untuk menghilangkan kandungan air pada hasil parutan dengan cara ditindis/ditekan pakai alat dari kayu ataupun batu besar.


Padatan tersebut berwarna putih bersih (warna dasar ubi kayu) dan berbentuk lingkaran dengan diameter sekira 30 Cm serta ketebalan 5 sampai 6 Cm. Padatan lalu dibungkus dengan daun pohon jati atau daun pisang dan diikat. Bahan dasar inilah yang disebut Kagepe (penyebutan Buton-Wakatobi) alias Kaopi (Muna)  yang banyak dijual di pasar-pasar lokal setempat.


Bahan ini tidak bisa langsung dimakan karena harus dimasak terlebih dahulu dengan berbagai macam sajian. Kagepe selain  digunakan untuk bahan dasar membuat Kasoami, juga biasanya diolah menjadi kuliner khas lainnya seperti Onde-Onde, Sanggara Bandar (pisang goreng warna-warni), kerupuk, dan lainnya.


Tata cara membuat Kasoami masih sangat tradisional. Awalnya Kagepe diremas-remas dengan tangan sampai menyerupai tepung. Lalu bahan tersebut diamasukkan dalam alat kukus yang sangat unik, berbentuk kerucut (kurang lebih sama dengan tumpeng). Alat dengan volume sekirtar 1 liter ini  terbuat dari anyaman daun kelapa.


Untuk mengukusnya tidak menggunakan panci biasa namun dengan periuk yang terbuat dari tanah liat (mirip sebuah guci). Mulut periuk tersebut dimasukan alat kerucut yang telah berisi tepung kagepe. Lalu dimulailah proses pemasakan dengan api sedang dan volume air (sedang) dalam periuk yang tak sampai bersentuhan ujung kerucut.



Kasoami yang siap santap (setelah proses pemasakan) memiliki banyak jenis, ada kasoami putih (biasa), kasoami pepe, kasoami campur gula merah, dan masih banyak lagi jenisnya. Semua berasal dari bahan yang sama yakni ubi kayu.
Salah satu jenis Kasoami. Namanya Kasoami Pepe.
Makanan ini biasanya dihidangkan  dengan kuliner khas lainnya seperti Kenta Parende (ikan kuah), Kadada Katembe (sayur bening), Kenta Kagarai (ikan asin) maupun ikan bakar. Rasa Kasoami cukup unik (kenyal-lembut), berbeda dengan makanan pokok lainnya seperti nasi. Jika dimakan tanpa lauk pauk, dipastikan kita akan sering merasa kehausan karena tekstur Kasoami yang menyerap cairan dalam mulut.


Mengenai tingkat ketahanannya, Kasoami hanya dapat bertahan dua sampai tiga hari, tergantung medium penyimpanannya. Jika disimpan secara terbuka makanan ini akan cepat terasa kecut dan mengeras dan lama kelamaan akan berjamur.


Karena keawetannya yang terbilang pendek, Kasoami ini jarang dijadikan oleh-oleh. Maka dari itu, makanan ini tidak akan ditemukan di toko oleh-oleh khas Sulawesi Tenggara. Makanan ini biasanya jadi bekal yang dalam perjalanan jauh dan sering jadi bekal bagi nelayan yang pergi melaut.
Hidangan Kasoami Pepe



Namun demikian, bagi Anda yang ingin menjadikan Kasoami sebagai oleh-oleh tidak ada salahnya untuk dicoba karena banyak di jual di pasar-pasar tradisional. Harganya terbilang murah, sekira Rp. 5 ribu per satu Kasoami (harga per April 2017) dan bisa lebih murah dari itu.


Sebelum makanan pokok nasi (beras) populer seperti zaman sekarang ini, Kasoami dahulu (sebelum tahun 2000-an) merupakan makanan pokok sehari-hari untuk wilayah Wakatobi, dan sebagian kepulauan Buton. Istilahnya tiada hari tanpa kasoami seperti orang barat yang tiada hari tanpa roti gandum.  Kasoami jadi sajian utama di meja makan mulai dari makan siang sampai makan malam, hanya lauk pauknya berganti-ganti, sesuai selera masyarakat.
 

Hal itu, berbeda dengan masyarakat di Pulau Muna yang lebih mengandalkan Kambuse (jagung) sebagai makanan pokoknya, Katula hanya selingan. Kondisi demikian yang cenderung berbeda terbilang wajar sebab beberapa jenis singkong tumbuh subur di kepulauan daratan Wakatobi dan sebagian pulau Buton meskipun tanahnya berbatu-batu. Sementara di daratan Pulau Muna, yang tumbuh subur dan jadi primadona masyarakat adalah tanaman jagung.


Penulis : Muhamad Taslim Dalma

Gula Kalupu (Gula Kelapa), Penganan Khas Buton dari Pulau Kabaena

JENDELASULTRA.BLOGSPOT.COM – Gula Kalupu merupakan penganan khas daerah Buton yang banyak dijumpai di Pulau Buton, utamanya di Kabupaten Buton dan Kota Baubau. Sebuah daerah yang kaya dengan berbagai kuliner khas masyarakat lokal. Dahulu wilayah ini berada dalam kekuasaan Kesultanan/Kerajaan Buton.

Kue Gula Kalupu atau biasa juga disebut Gula Kelapa ini kebanyakan dipasok dari Kabaena. Sebuah pulau yang terkenal sebagai pengahasil gula aren/gula merah. Secara historis, Kabaena dulunya tergabung dalam wilayah administratif Kabupaten Buton.  Namun ketika pemekaran Kabupaten Bombana pada tahun 2003, Pulau Kabaena turut memisahkan diri dari wilayah Pemerintahan Kabupaten Buton.

Kuliner khas Pulau Buton: "Gula Kalupu" atau biasa juga disebut Gula Kelapa. (Foto: Muhamad Taslim Dalma)
Jajanan khas ini diangkut bersamaan dengan barang-barang lainnya menggunakan kapal kayu rute Kabaena – Baubau yang sandar di Pelabuhan Jembatan Batu Kota Baubau. Gula Kalupu inilah yang kemudian dipasok ke Kota Kota Baubau, Buton, dan sekitarnya.


Masyarakat di pulau Kabaena dikenal sangat ahli dalam membuat Gula Kalupu. Bahan-bahannya terdiri dari daging kelapa, gula aren, dan beras ketan. Ketiga bahan tersebut diolah sedemikian rupa hingga menghasilkan adonan yang legit dengan tingkat kekenyalan yang cukup padat.

Racikan adonan yang sudah masak berwarna merah kecoklatan kemudian dibungkus dengan lembaran kulit jagung, sebuah bentuk kemasan yang masih sangat tradisional. Kemudian, diikat rapat dengan menggunakan tali, tiga ikatan atas-tengah-bawah. Setelah jadi, ukurannya hanya hanya sebesar dua bola pimpong.

Mengenai rasa, jajanan yang satu ini aslinya “top markotop”. Rasa manisnya unik, dari cita rasa asli gula aren Pulau Kabaena. Enak disantap hanya sekali waktu sebab rasanya yang legit bagi yang terlalu banyak mengkonsumsinya akan merasa bosan. Olehnya alangkah baiknya dalam sekali makan  hanya 1 atau dua biji kue ini, tapi itu tergantung selera masing-masing.
Gula Kalupu/Gula Kelapa
Soal harga di pasaran tergolong lumayan murah. Dalam satu ikat berisi 10 biji Kue Gula Kalupu hanya berharga Rp. 20 ribu,- per April 2017.  Selain harga murah, untuk menemukan penganan ini di pulau Buton tak akan sulit sebab banyak dijajakan di hampir setiap tokoh oleh-oleh dan warung-warung,  paling banyak dapat dijumpai pelabuhan Baubau dan sekitarnya.

Jajanan Gula Kalupu ini sangat cocok jadi buah tangan/oleh-oleh bagi yang berkunjung ke Pulau Buton maupun Pulau Kabaena. Kue ini dapat bertahan berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan tergantung tata cara penyimpanannya. Tempat penyimpanan yang tidak tepat dapat membuatnya dimasuki jamur yang menghasilkan bau apek. 


Penulis : Muhamad Taslim Dalma

Film 3 Idiots (Komedi-Romantis-Insratif) dan Cita Rasa Baru Ala Bollywood

JENDELASULTRA.BLIGSPOT.COM – Dalam rentang waktu 2009 – 2016 industri perfileman India menunjukkan inovasi yang cenderung melepaskan kekauannya. Tentu saja industri itu adalah Bollywood yang berpusat di Mumbai, India.

Masa-masa sebelum rentang tahun tersebut, yakni pada 90-an mayoritas Bollywood memproduksi film-film bergendre aksi yang kental dalam lakon-lakon perwira polisi. Kekakuan tersebut lepas dengan meledaknya sebuah film paling romantis dalam sejarah perfileman India (bahkan dunia) berjudul “Kuch Kuch Hota Hai” yang diperankan Shah Rukh Khan – Kajol - Rani Mukerji, rilis 1998.

Kuch Kuch Hota Hai yang dikemas dengan cerita bernuansa percintaan dan kualitas aktor-aktornya, membuatnya digandrungi bukan saja di India tapi juga di seluruh dunia. Sukses tersebut juga melambungkan nama aktor Shah Rukh Khan dan menjadi awal dominasinya di antara aktor-aktor  Bollywood lainnya.

Ketenaran film tersebut berlarut sampai awal tahun 2000-an dan turut memicu kelahiran film-film romantis lainnya berbalut aksi yang jumlahnya tak terkira. Monopoli film-film terlaris, di antaranya dipegang oleh Shah Rukh Khan - Aamir Khan – Salman Khan, segitiga klan “Khan” yang masih tetap mempertahankan eksistensinya hingga kini (2017).

Satu dekade setelah munculnya Kuch Kuch Hota Hai, tepatnya 2009 produk dari industri film India mulai menunjukkan geliat inovasi dan kreatifitasnya. Tak lain penandanya adalah lahirnya film “Three (3) Idiots” yang diperankan oleh salah satu dari segitiga klan Khan, ialah Aamir Khan. Sebuah film yang mengubah perwajahan film India dengan rangkaian cerita komedi-romantis-inspiratif dibanding sebelumnya yang belum terlalu maksimal soal komedi.

Salah satu adegan dalam film 3 idiots. Foto: screenshot video.
Film 3 Idiots - ALL IS WELL

Film komedi-romantis-inspiratif (komplitlah untuk sebuah film yang meninjolkan sisi komedi) ini diperankan Aamir Khan,  Kareena Kapoor, Madhavan, dan Sharman Joshi. “3 Idiots” disutradarai Rajkumar Hirani meluncur kepublik pada Desember 2009 dan langsung mendapat sambutan hangat.

Kisah 3 Idiots ini  ditampikan dengan alur campuran, di mulai dari tengah cerita – flashback (kilas balik) – kemudian lanjut hingga akhir cerita. Alkisah Farhan Qureshi (Madhavan) dan (sharman Joshi) Raju Rastogi bertemu rekan kuliah (katakanlah musuh) bernama Chatur Ramalingam (Omi Vaidya). Chatur merupakan seorang kutu buk yang berpenampilan necis mengklaim dirinya sudah jadi orang sukses. Ketiganya sepakat untuk mencari sahabat  Farhan  dan Raju yang bernama  Rancchordas Shyamaldas Chanchard alias Rancho (Amir Khan). 

Dalam perjalanan menemukan Rancho, alur film membawa penonton ke kehidupan kampus Teknik di India yang mana keempat tokoh itu masih menjadi mahasiswa. Kampus mereka dipimpin oleh seorang rektor dengan pola kepemimpinan disiplin dan tegas, Viru Sahastrabudhhe ini (Boman Irani). Viru memiliki seorang putri Piya (Kareena Kapoor) yang kemudian menjalin kedekatan dengan Rancho.

Ketiga tokoh 3 idiots (Rancho-Farhan-Raju) masing-masing diceritakan memiliki kisah tersendiri namunyang paling menarik tetaplah tokoh utamanya si Rancho. Ia digambarkan sebagai seorang mahasiswa cerdik yang membunyai pemikiran luas dan tak terbatas pada teori-teori buku.

Di awal kedatangannya di asrama mahasiswa, ia mengerjai seorang senior yang hendak memberikan ospek. Rancho yang baru tiba di kamarnya tak mau membuka pintu meskipun dipaksa oleh seniornya tersebut dan jika tak membuka pintu maka pintu kamar akan dikencingi. Dengan sigap Rancho menarik kabel lampu, merakitnya dengan sendok lalu memasangnya di bawah pintu. Alhasil seniornya kesetrum listrik lewat aliran kencing. Sampai di cerita ini penonton pasti tak akan tahan menahan gelak tawa (he..he..).

Sikap dan pemikiran Rancho yang ingin mendobrak pemikiran kaku ala kampus teknik di India mendapat perlawanan dan selalu membuat marah sang Rektor. Namun Rancho tak dapat didepak karena memang cerdas dan berlatar belakang orang terpandang. Secara tak sengaja ia menjalin kedekatan dengan Piya, putri rektor. Di pertengahan cerita (dekat akhir), Rektor mengapresiasi Rancho karena aksi penyelematan putri Viru (kakak Piya) yang akan melahirkan. Saat itu listrik padam dan hujan deras sehingga tak bisa dibawa ke rumah sakit.

Dalam adegan penyelamatan itu, mucul kata-kata paling inspiratif yang paling melakat dalam film ini dan bahkan lebih tenar dari judulnya sendiri “3 idiots”. Rangkaian kata itu adalah “ALL IS WELL”, sebuah rangkaian kata berbahasa Inggris yang artinya “semua baik-baik saja”. Rangkaian kata ini juga muncul dalam soundtrack filmnya.


Penulis: Muhamad Taslim Dalma


Cucur, Kuliner Khas Tradisional Muna - Buton dalam Acara Haroa

JENDELASULTRA.BLOGSPOT.COM – Pernah dengar kata Cucur? Mungkin untuk masyarakat luar Sulawesi Tenggara (Sultra) masih asing dengan kata ini. Namun tidak demikian dengan masyarakat (suku) Muna – Buton, pastilah mengenalnya.

Cucur merupakan penganan khas orang Muna maupun Buton yang berbentuk lingkaran. Ukurannya kurang lebih telapak tangan orang dewasa (tak termasuk jari yah).  Kue ini biasanya wajib hadir dalam acara-acara keluarga maupun upacara adat. Selain nama “Cucur”, masyarakat Muna juga menyebutnya “Susuru”, sebuah kata yang mengikuti kaidah bahasa Muna.

Cucur atau "Susuru" merupakan kuliner khas dari daerah Buton dan Muna. Foto: Muhamad Taslim Dalma
Ketika acara seperti “Haroa” atau yang dikenal dengan istilah “Baca-Baca”, hidangan Cucur akan berdampingan dengan kuliner tradisional lainnya. Dalam satu nampan haroa yang ditutupi tudung saji, kue cucur akan “sepanggung” bersama Sirikaya, Waje, sanggara (Pisang Goreng), Lapa-Lapa, Ayam Parende, dan aneka makanan tradisional lainnya. (Baca:

Haroa: Haroa: Tradisi Masyarakat Muna-Buton Bernuansa Islami)

Cara membuatnya tergolong gampang-gampang-sulit. Gampang bagi ibu-ibu asal Muna-Buton dan pastilah sulit bagi masyarakat luar yang hendak belajar membuatnya (He..he..). Mengapa sulit? Sebab untuk membuatnya harus memenuhi standar dan kriteria, harus betul-betul bundar dan memiliki gerigi (tumpul bulat) di sisi-sisi lingkaran.

Bahan aslinya sebenarnya hanya terdiri dari tepung beras dan gula merah. Untuk memenuhi selera ada yang menambahkannya dengan sedikit gula pasir dan  santan kelapa. Pembuatnya juga biasanya menggunakan jenis  beras dolog, bukan beras kepala atau beras mahal lainnya. Alasannya, sederhana karena beras dolog yang teksturnya mudah hancur akan menghasilkan kue cucur yang renyah.

Bahan lainnya yang diperlukan adalah minyak untuk menggoreng, akan lebih baik jika pakai minyak kelapa buatan masyarakat sendiri agar bau cucur yang dihasilkan lebih wangi. Peralatan yang dibutuhkan tentu saja kompor dengan nyala api sedang, kuali penggorengan, dan cangkir ukuran sedang.

Sebagai langkah awal, tepung beras dicampur gula merah yang sudah dihancurkan (seperti tepung). Takarannya, tentu saja volume tepung beras harus dua kali lebih banyak atau lebih, pokoknya sesuai selera.

Setelah tepung beras dan gula merah tercampur rata, tambahkan air secukupnya (atau bisa juga santan) lalu aduk hingga kental. Adonan haruslah kental, tidak boleh cair agar ketika digoreng kue cucur bisa terbentuk lingkaran sempurna dan tidak meluber.

Takaran setiap kali penggorengan adalah segelas cangkir. Tuangkan adonan yang ada di cangkir ke kuali berisi minyak yang sudah panas. Minyak tidak boleh terlalu banyak, secukupnya saja dengan ukuran agar adonan tak terlalu tenggelam dalam minyak. Jika adonannya bagus maka cucur akan terbentuk sempurna. Gerigi rapi di setiap sisi lingkaran cucur terbentuk oleh didihan minyak di sisi-sisi adonan cucur.

Adonan yang baik biasanya akan meletus kecil di dalam penggorengan. Jika tidak meletus biasanya di bagian tengah cucur di tusukkan lidi agar matangnya sampai ke bagian tengah adonan. Jika dirasa sudah masak, cucur bisa diangkat dan siap dihidangkan.

Cucur akan lebih nikmat disantap saat masih hangat, usai diangkat dari kuali. Namun itu tergantung selera masing-masing. Rasanya unik dari perpaduan yang pas antara gula merah dan tepung beras, apalagi ditambah santan.

Selain disantap saat acara Haroa, ada juga yang menyantapnya dengan segelas teh di pagi hari. Karena rasanya yang manis, kue cucur juga bisa jadi sajian Dessert (hidangan penutup) untuk acara makan siang atau makan malam. 

Kue Cucur (kiri) berdampingan dengan sejumlah makanan tradisional Muna-Buton. Aneka makanan merupakan sajian dalam acara Haroa atau yang dikenal dengan istilah "Baca-Baca". (Foto: Muhamad Taslim Dalma)
Tak jarang penganan tradisional ini dijadikan buah tangan/oleh-oleh bagi yang berkunjung ke Muna maupun Buton. Dengan tempat penyimpanan yang tepat, kue Cucur dapat bertahan selama beberapa hari bagi yang dalam perjalanan jauh.

Kalau dijadikan oleh-oleh ada baiknya sebelum dimakan dipanasi terlebih dahulu di panci dandang. Sertakan daun pepaya di dalam panci, tepat di samping atau jadi pengalas cucur yang akan dipanasi. Cara ini akan membuat tekstur cucur lebih renyah. Lalu disantap dalam keadaan hangat. (Baca juga:
Kambuse, Kuliner Khas Tradisional Masyarakat Muna)


Penulis: Muhamad Taslim Dalma

ATM: Er Rak Error (Komedi-Romantis), dan Geliat Perfileman Thailand

JENDELASULTRA.BLOGSPOT.COM – Industri perfileman di Negara Thailand mulai menunjukkan eksistensinya dalam satu dekade terakhir. Bahkan boleh dibilang bisa bersaing dengan film-film asal Hollywood dan Bollywood.

Thailand yang berjuluk  Negeri Gajah Putih mulai terkenal dengan film-film aksi seperti Ong – Bak:Muai Thai Warrior. Sebelum memasuki tahun 2010, Thailand juga terkenal  berbagai jenis film horornya.

Lalu, rentang waktu 2010-2017, genre film negara yang dikenal juga sebagai Negeri Seribu Pagoda tersebut mulai bergeliat dengan munculnya film-film bergenre romantis nan lucu ala anak-anak  remaja  seperti film “Suckseed”, “Fist Love”, “The Billionaire”, dan lainnya.
 
Film yang dibuat dalam rentang waktu tersebut seperti genre film horor juga dikemas semenarik mungkin menjadi horor-komedi yang menggelitik perut penontonnya. Hal ini tercermin dari film "Pee Mak Phrakanong" yang dirilis tahun 2013.

Berbicara masalah film komedi maka Chantavit Dhanasevi adalah bintangnya. Dua fim komedi-romantis yang paling terkenal dan benar-benar berkualitas yang dibintanginya adalah “Hello Stranger” yang diluncurkan pada tahun 2010, lalu “ATM: Er Rak Error” yang meluncur pada tahun 2012.

Salah satu adegan dalam film ATM: Er Rak Error. Foto: screenshot film aslinya.
Kisah ATM: Er Rak Error (2012)
 
Film diluncurkan pada Januari 2012 ini hanya salah satu dari sekian film Thailand berkualitas. Namun jika berbicara film komedi-romantis, untuk sementara masih ini juaranya. Film berdurasi 1 jam 52 menit  ini disutradarai oleh Mez Tharatora. Boleh dikatakan film inilah yang paling rekomended buat Anda yang sedang ingin tertawa lepas atau sekedar meredahkan stress.

Dalam film ini Chantavit Dhanasevi sebagai tokoh utama beradu akting dengan Anna Chuancheun. Beberapa pemain  pendukung adalah Pongsatorn Jongwilak, dan Preechaya Pongthananikorn serta didukung tokoh-tokoh lainnya.


Kisahnya berawal dari Sua (Ter - Chantavit Dhnasevi) dan Jib (Ice - Preechaya Pongthananikorn) yang menjalin hubungan di tempat kerja mereka, tepatnya sebuah Bank. Dalam Bank tersebut dilarang berpacaran sesama karyawan. Selama hampir lima tahun Sua dan Jib menjalin hubungan rahasia.

Api-api konflik dimulai ketika Sua dan Jib memutuskan untuk menikah dan harus menyewa sebuah tempat resepsi pernikahan. Resikonya berat, sebab salah satu dari keduanya harus mengundurkan diri dari kantor. Namun konfliknya, siapa yang akan mengalah ketika keduanya sedang berada di puncak karir.

Di tengah konflik tersebut, tiba-tiba ada insiden  ketika terjadi kesalahan/error pada mesin ATM Bank  di salah satu kota yang ada Provinsi Chonburi. Teknisi ATM salah memasukan kode mesin sehingga uang yang keluar tidak sesuai dengan saldo nasabah – uang akan keluar berlipat ganda dari jumlah yang ditarik. Sepertinya pada titik ini, sehingga judul fim ini diberi judul  “ATM: Er Rak Error”.

Adanya mesin ATM yang error tak disia-siakan masyarakat di Kota itu, semua berlomba-lomba menarik uang di ATM itu hingga saldo ATM habis. Total kerugian BANK tempat Sua dan Jib bekerja itu, mencapai sekira 50 juta rupiah  (130.000 Baht dalam mata uang Thailand).

Lanjut cerita, Sua dan Jib ditugaskan untuk menginvestigasi dan harus dapat menemukan nasabah yang mendapat uang tak sesuai saldo. Tugas tersebut juga dijadikan bahan pertaruhan keduanya  bahwa siapa yang berhasil mengembalikan kerugian bank akan tetap bekerja, yang kalah harus keluar dari kantor.

Persaingan pun dimulai, perang yang sungguh panas dan nyaris mengahalalkan segala cara namun tetap dicampur bumbu komedi kocak. Sisi romantisme dalam film ini secara step by step dalam setiap adegan berbalut komedi serius, yang ditampilkan secara halus dan membuncah di akhir film.

Saking menariknya film ini bahkan telah dibuatkan serial dramanya sebanyak 21 episode dengan judul “ATM  Er Rak Error 2”. Pemerannya masih tetap Chantavit Dhanasevi  dan Anna Chuancheun. Keduanya dikisahkan sudah memasuki tahap berumah tangga tentu dengan komedi yang membaluti sepanjang serial drama.


Penulis: Muhamad Taslim Dalma

Ternyata Penduduk Kota Bau-Bau Lebih Banyak Perempuan, Ini Datanya

JENDELASULTRA.BLOGSPOT.COM – Baubau merupakan kota tempat dimana Keraton Kesultanan Buton berada. Adanya keraton tersebut jadi penanda bahwa Kota Baubau pada zaman dahulu kala merupakan pusat kesultanan Buton. (Jumlah Wanita di Buton Lebih Banyak dari Laki-Laki, Ini Buktinya)

Kota Baubau yang dijuluki kota seribu benteng, saat ini terbagi atas delapan (8) kecamatan yakni Kecamatan Wolio, Batupoaro, Murhum, Kokalukuna, Betoambari, Bungi,  Sorawolio dan Kecamatan Lea-Lea.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) laju pertumbuhan penduduk Kota Baubau berada di angka rata-tata dua persen lebih. Penduduk Kota Baubau pada tahun 2010 mencapai 136.981 jiwa, tahun 2011 yaitu 141.101 jiwa, tahun 2012 yaitu 142.576 jiwa, tahun 2013 yaitu 145.427 jiwa, serta terus meningkat hingga pada tahun 2014 yaitu 151.485 jiwa dan tahun 2015 sudah mencapai 154.877 jiwa.
Jumlah penduduk Kota Baubau. Foto: baubaukota.bps.go.id


Jumlah laki-laki dan perempuan dapat diketahui dari data register tahun 2015 tersebut sedangkan data kependudukan tahun 2016 dan 2017 belum dirilis oleh BPS. 
Jumlah perempuan di Kota Bau-Bau pada 2015 yakni 78.482 jiwa. Jumlah ini lebih banyak dari penduduk laki-laki yang hanya 76.395 jiwa. Dengan demikian, selisih penduduk laki-laki dan perempuan mencapai 2.087 jiwa (kesimpulan: jumlah perempuan lebih banyak). 

Untuk jumlah penduduk berdasarkan pembagian kecamatan, penduduk terpadat ada di Kecamatan Wolio dengan total penduduk 42.862 jiwa. Kemudian disusul Batupoaro 29.291 jiwa, lalu Murhum 21.793 jiwa, Kokalukuna 18.929 jiwa, dan Kecamatan Betoambari 18.433 jiwa.

Sementara itu, Kecamatan dengan penduduk tak begitu padat terdapat di Kecamatan Bungi yakni 8.030 jiwa, disusul Sorawolio 8.025 jiwa, dan terakhir di Kecamatan Lea-Lea dengan total penduduk yang hanya 7.514 jiwa.

Khusus untuk jumlah rumah tangga di Kota Bau-Bau, pada tahun 2011 mencapai 31.340 rumah tangga. Kemudian pada tahun 2012 meningkat jadi  yaitu 31.900, lalu pada tahun 2013 yaitu 31.973, dan 2014 sudah mencapai 32.348 rumah tangga. (Baca Juga: Ternyata di Kendari Lebih Banyak Wanita Daripada Pria)


Penulis: Muhamad Taslim Dalma

Syair Lagu Kahende-hende, Nyanyian Rakyat Muna

JENDELASULTRA.BLOGSPOT.COM - Nyanyian rakyat merupakan salah satu bentuk sastra lisan yang masih bisa dijumpai dan didengar pada masyarakat (Suku) Muna di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra). Diantara sekian banyak nyanyian rakyat, lagu Kahende-hende merupakan salah satu yang masih dapat dijumpai kendati sudah langka. (Baca artikel sebelumnya: Nyanyian Rakyat Kahende-hende, Sastra Lisan Masyarakat Muna yang Terancam Punah)

Nyanyian rakyat Kahende-hende yang dinyanyikan seorang ibu yang hendak menidurkan anaknya dalam kabue (ayunan). Tak jarang, juga terdengar bisa seorang ibu menenangkan anak yang menangis. Nyanyian ini dikenal dalam suku Muna secara turun-temurun dan bersifat anonim, dalam artian pengarang awalnya tidak diketahui. Nyanyian Kahende-hende dinyanyikan sejak anak masih bayi hingga balita.

Gong, alat musik tradisional masyarakat Muna. (Foto: Muhamad Taslim Dalma)
Dalam tulisan ini tidak akan disajikan keseluruhan jumlah syair dalam nyanyian Kahende-hende. Berikut data dan terjemahan 5 bait lagu nyanyian rakyat Kahende-hende :
   
Ende-ende, ende malolo ganda
Tara lumpa-lumpa takuberu nasera
Dunsa bholano, bhola ngkobhelo-bhelo
Tunu padhamarano fitu suku sarano
Gaunompu Wa Dhe Amalaeno
Nakokana-ana nakokalambe edhe


Terjemahan:


Tumbuh berkembanglah,  seiring suara gendang
Dengan cepat seiring takbir berkumandang
Turunkan tirainya, tirai yang berkelok-kelok
Nyalakan lampunya dengan tujuh keping syariatnya
Sungguh yang diinginkan Wa Ode Amalaeno
Adalah mempunyai anak-anak, di antaranya anak gadis yang rupawan


 

Ani nabhala namande nangumadhi
Kabaruhanomo inano bhe amano
Gaunompu Wa Dhe Amalaeno
Nakokana-ana nakokalambe edhe


Terjemahan:


Jika besar akan pandai mengaji
Itulah yang akan menggembirakan ayah dan ibunya
Sungguh yang diinginkan Wa Ode Amalaeno
Adalah mempunyai anak-anak, di antaranya anak gadis yang rupawan
 


Ani nabhala nakesa pogauno
Kabaruhanomo inano bhe amano
Gaunompu Wa Dhe Amalaeno
Nakokana-ana nakokalambe edhe

 

Terjemahan:
 

Jika besar bagus tutur katanya
Itulah yang akan menggembirakan ayah dan ibunya
Sungguh yang diinginkan Wa Ode Amalaeno
Adalah mempunyai anak-anak, di antaranya anak gadis yang rupawan
 


Ani nabhala nakesa podiuno
Kabaruhanomo inano bhe amano
Gaunompu Wa Dhe Amalaeno
Nakokana-ana nakokalambe edhe

 

Terjemahan:
 

Jika besar bagus kelakuannya
Itulah yang akan menggembirakan ayah dan ibunya
Sungguh yang diinginkan Wa Ode Amalaeno
Adalah mempunyai anak-anak, di antaranya anak gadis yang rupawan
 


Ani nabhala namande nasikola
Kabaruhanomo inano bhe amano
Gaunompu Wa Dhe Amalaeno
Nakokana-ana nakokalambe edhe

 

Terjemahan:

Jika besar akan pandai bersekolah
Itulah yang akan menggembirakan ayah dan ibunya
Sungguh yang diinginkan Wa Ode Amalaeno
Adalah mempunyai anak-anak, di antaranya anak gadis yang rupawan
 


Ani nabhala namande naegau
Kabaruhanomo inano bhe amano
Gaunompu Wa Dhe Amalaeno
Nakokana-ana nakokalambe edhe
 

Terjemahan:
 

Jika besar akan terampil memasak
Itulah yang akan menggembirakan ayah dan ibunya
Sungguh yang diinginkan Wa Ode Amalaeno
Adalah mempunyai anak-anak, di antaranya anak gadis yang rupawan



 

Referensi: Hasil penelitian Muhamad Taslim Dalma dalam skripsi berjudul "Nilai-Nilai Pendidikan dalam Nyanyian Rakyat Kahende-hende pada Masyarakat Muna" tahun 2014.

Nyanyian Rakyat Kahende-hende, Sastra Lisan Masyarakat Muna yang Terancam Punah

JENDELASULTRA.BLOGSPOT.COM - Pada masyarakat (suku) Muna di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara banyak ditemui bentuk sastra lisan. Misalnya nyanyian rakyat (Kahende-hende), teka-teki (Wata-watangke), pantun (Kabhanti),  mantra, peribahasa, dan cerita rakyat.

Beberapa produk kretif sastra lisan ini hanya sebagian saja yang bisa bertahan pada zaman modernisasi masa kini. Masyarakat Muna yang masih mempertahankan eksistensi bentuk-bentuk sastra lisan tersebut sudah jarang ditemukan, terkhusus  kalangan generasi muda.

Nyanyian rakyat merupakan salah satu sastra lisan yang masih bisa dijumpai dan didengar. Nyanyian dengan berbagai syairnya merupakan salah satu kebudayaan daerah yang masih hidup. Nyanyian daerah ini biasanya dibawakan dengan iringan alat musik tradisional (gong, gendang) dan ada juga yang hanya sebatas dinyanyikan tanpa alat musik. Jika dalam acara-acara adat biasanya disertai alat musik, dalam artian tergantung konteks lagu itu dinyanyikan.

Gendang, alat musik tradional masyarakat (suku) Muna. (Foto: Muhamad Taslim Dalma, Juni 2013)
Nyanyain rakyat yang tidak diiringi musik misalnya nyanyian rakyat Kahende-hende yang dinyanyikan seorang ibu yang hendak menidurkan anaknya dalam kabue (ayunan). Tak jarang, juga terdengar bisa seorang ibu menenangkan anak yang menangis.

Nyanyian ini merupakan nyanyian yang dikenal dalam suku Muna secara turun-temurun dan bersifat anonim. Nyanyian Kahende-hende dinyanyikan sejak anak masih bayi sampai berusia tiga (3) tahun.

Anak yang berusia 0-3 tahun boleh jadi belum mengerti sepenuhnya tentang apa yang dinyanyikan oleh ibunya, namun nyanyian tersebut bisa menjadi bentuk komunikasi antara ibu dan anak yang masih balita. 


Usia tersebut merupakan periode emas pertumbuhan otak (Brain Growt Spurth) yakni masa pertumbuhan pada otak manusia yang paling cepat yang hanya terjadi sekali seumur hidup. Salah satu hal yang diperlukan dalam periode ini yaitu peran aktif orang tua, pendidik dan masyarakat dalam memberikan stimulasi yang tepat. 


Stimulasi pada usia masih balita bisa  berbentuk pendidikan yang benar sehingga dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan otaknya. Kaitannya dengan nyanyian rakyat Kahende-hende, bisa jadi lagu tersebut menjadi stimulasi dari seorang ibu dalam mendidik anaknya yang masih berusia dini, mengingat banyaknya kandungan nilai-nilai pendidikan dalam nyanyian tersebut.


Keberadaan Nyanyian Rakyat Terancam

Keberadaan nyanyian rakyat Kahende-hende pada pada dasarnya sudah mulai tersisihkan dari kehidupan masyarakat. Hal itu tercermin dari lantunan nyanyian rakyat kahende-hende yang semakin jarang dijumpai pada masyarakat Muna.

Penyebab utama nyanyian rakyat tak lagi eksis karena kurangnya kepedulian generasi muda untuk mempelajari dan memahami warisan leluhurnya tersebut. Generasi daerah saat ini lebih tertarik dengan apa yang ditampilkan media elektronik seperti siaran televisi (TV) dan media online.

Kondisi yang demikian sangat memprihatinkan, bukan hal mustahil nyanyian rakyat Kahende-hende akan mengalami kepunahan apabila tidak dilestarikan. (Baca Artikel Selanjutnya :
Syair Lagu Kahende-hende, Nyanyian Rakyat Muna)



Referensi: Hasil penelitian Muhamad Taslim Dalma dalam skripsi berjudul "Nilai-Nilai Pendidikan dalam Nyanyian Rakyat Kahende-hende pada Masyarakat Muna" tahun 2014.

Kenali Cara Tradisional Berhenti Merokok

JENDELASULTRA.BLOGSPOT.COM - Salah satu kandungan dalam rokok yang dianggap bahaya adalah nikotin. Dalam dosis tertentu, nikotin menghasilkan  hormon penenang (dopamine) pada otak manusia.  Faktor yang satu ini dapat membuat  seseorang merasa  lebih tenang setelah merokok. (Baca: Tahukah Anda Mengapa Perokok Terus Bertambah Di Sulawesi Tenggara) 

Persaaan tenang dari dopamine tak akan bertahan lama, olehnya biasanya untuk merasakan perasaan itu harus merokok berulang-ulang.  Pada akhirnya kebiasaan yang berulang dan berlebihan  memberi dampak buruk  bagi kesehatan secara permanen. Sebagaimana hukum alam sesuatu yang berlebihan pasti tidak bagus.

Sebelum kita berbicara tentang cara berhenti merokok, maka terlebih dahulu kita harus tahu kerugian apa saja didapat bila terus merokok. Dampak menghisap rokok bukan saja berbahaya bagi kesehatan diri sendiri namun juga kesehatan orang-orang di sekitar kita yang disebut perokok pasif.  Perokok pasif yang menghirup asap rokok di suatu ruangan bisa saja anak-anak kita, orang tua, istri, suami, keluarga. Mereka semestinya turut kita jaga kesehatannya, toh kalau mereka sakit kita juga yang akan repot. 


Ilustrasi Bahaya Merokok. Sumber Foto: ANNEAHIRA.COM
Kerugian paling nayata adalah secara finansial. Bila rata-rata satu orang mengkonsumsi 1 bungkus rokok perhari dengan hitungan Rp. 20 ribu,- perbungkus, maka pengeluaran dalam sebulan dapat mencapai Rp. 600 ribu.  Jika dikali 12 bulan (1 tahun) maka hitungannya Rp, 7.200.000,- (7,2 juta). Kalau dikali 5 tahun maka menghabiskan uang Rp. 36.000.000,- (36 juta). Bayangkan uang sebanyak itu mengalir ke kantong-kantong pemilik pabrik rokok.

Untuk berhenti merokok memang terbilang susah-susah gampang-gampang. Ada banyak pengaruh mulai teman-teman pergaulan dan beragam doktrin yang membuat perokok bisa percaya diri dan tak bisa berhenti merokok. Misalnya doktrin “merokok mati, tidak merokok mati”.

Ada dua cara yang yang bisa dijalani agar berhenti merokok. Hal ini berdasarkan riset kecil-kecilan penulis yang banyak berbicang dengan mereka yang sudah menghentikan kebiasaan merokok. Cara ini sangat efektif loh dan tergolong masih tradisional, tanpa perlu obat-obat khusus.

Pertama adalah niat. Beberapa orang bisa berhenti hanya dengan tekad kuat tak akan menghisap rokok lagi. Cara pertama ini cukup sederhana yakni sebelum berhenti dapat membeli lima bungkus rokok sekaligus. Rokok itu dihisap satu persatu hingga habis selama kurang lebih 6 jam. Hal ini dimaksudkan untuk memuaskan hasrat merokok ketika sudah benar-benar bertekad berhenti merokok.

Cara kedua, dengan air kelapa muda. Di dunia kesehatan air kelapa muda dikenal memiliki manfaat untuk kesehatan dan menetralkan racun dalam rubuh. Cara ini cukup mudah sebab yang diperlukan hanya air kelapa muda. Setiap kali timbul hasrat menghisap rokok, minumlah air kelapa muda sedikit-sedikit. Rasa air kelapa muda yang manis akan menenangkan lidah yang rindu rasa manis filter rokok. Begitu terus seterusnya sampai benar-benar tak ada lagi hasrat merokok. 

Sebagai catatan, cara pertama dan kedua tersebut hanyalah berdasarkan riset kecil-kecilan penulis. Boleh jadi benar dan boleh jadi tidak atau mungkinada cara lain yang lebih efektif. Toh tidak ada salahnya untuk mencoba berhenti merokok dengan cara sederhana tersebut. 


Penulis: Muhamad Taslim Dalma

Jumlah Wanita di Buton Lebih Banyak dari Laki-Laki, Ini Buktinya

JENDELASULTRA.BLOGSPOT.COM – Membahas Buton maka yang populer dan dikenal pastilah tambang aspalnya yang sudah mendunia dan diekspor sampai ke negeri Tirai Bambu Tiongkok/China. Bercerita tentang Buton maka tak elok bila tak menyebut keraton Buton, Benteng Terluas di dunia yang ada di Kota Bau-Bau.

Namun kali ini pembahasan menariknya buka tentang dua hal itu, tapi tentang jumlah penduduk Kabupaten Buton (Kota Bau-Bau tak termasuk). Jika berbicara mengenai jumlah wanita dewasa dan pria dewasa maka dapat diamati dari data Daftar Pemilih Tetap (DPT) KPU Buton yang ditetapkan pada Desember  2016 lalu.


Dalam hitungan DPT, tak termasuk anak-anak di bawah umur  sebab tulisan ini memang hanya ingin memberikan gambaran tentang jumlah wanita dan pria yang sudah dewasa. Pada dasarnya, lewat DPT juga dapat dijelaskan mana saja warga yang benar-benar tercatat secara resmi sebagai warga Kabupaten Buton.


Data tersebut berasal dari situs resmi KPU RI, menunjukkan bawa DPT laki-laki di Buton mencapai 37.322 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 35.724 orang pemilih dewasa ditambah 1.598 pemilih pemula. Sementara pemilih perempuan/ wanita mencapai 37.336 orang. Jumlah tersebut berasal dari 35.803 pemilih dewasa dan 1.533 pemilih pemula. Dengan demikian dapat diketahui bahwa selisih jumlah wanita dan pria hanya 14 orang, artinya tidak signifikan.


Jumlah Penduduk Buton 


Namun demikian jika melihat penduduk kabupaten Buton secara keseluruhan mulai dari anak-anak sampai orang dewasa dapat dipantau lewat data BPS. Dari data real tahun 2015, 2014, dan 2013 jumlah laki-laki selalu mendominasi.


Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk Kabupaten Buton pada akhir tahun 2015 berjumlah 97.670 jiwa. Rinciannya laki-laki lebih unggul dengan jumlah  49.517 dibanding perempuan yang hanya  berjumlah 48.153 jiwa. Total jumlah penduduk 97.670 jiwa.

Masih berdasarkan data BPS, pada 2014 penduduk laki-laki masih yang terbanyak dengan jumlah 48.631 jiwa sedangkan jumlah penduduk perempuan 48.017 jiwa. Total jumlah penduduk saat itu adalah 96.648 jiwa.

Jauh ke belakang lagi, pada tahun 2013 penduduk laki-laki di Kabupaten Buton ternyata juga terbanyak dengan jumlah 48.455 jiwa, tak jauh beda dengan perempuan yang berjumlah 48.156 orang. Total penduduk ketika itu 96.611 jiwa. (Baca Juga:
Ternyata di Kendari Lebih Banyak Wanita Daripada Pria)




Penulis: Muhamad Taslim Dalma

Air Terjun di Puncak Kota Kendari, Keindahan Alam Tersembunyi


JENDELASULTRA.BLOGSPOT.COM – Kota Kendari sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara ternyata menyimpan beberapa keindahan alam yang tersembunyi. Kota yang boleh disebut Kota Sinonggi (makanan khas tradisional dari sagu) ini tak hanya memiliki teluk Kendari tapi juga air terjun. (Baca: Berkunjung ke Kendari, Ayo Datangi Air Terjun Ini)

Lokasi air terjun terdekat berada di Nanga-Nanga, Kecamatan Kambu, tidak jauh dari kantor Gubernur. Sementara Air terjun yang satunya lagi tersembunyi di puncak pegunungan Nipa-Nipa. Lokasinya masuk dalam Kawasan Konservasi Tahura Nipa-Nipa. Dulunya dikenal sebagai Tahura Murhum.

Masyarakat setempat dan pendaki bisa menyebut  destinasi wisata tersebut Air Terjun Amarilis. Spotnya tak sulit untuk diakses. Langkah pendakian bisa diawali dari Lorong Amarilis tepat di samping kantor DPRD Kota Kendari. 

Perjalanan menuju puncak Tahura Nipa-Nipa, dulunya hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki mendaki. Namun karena kini jalannya sudah agak lapang, beberapa pengunjung biasanya menggunakan sepeda motor sampa ke atas. Jika ditempuh dengan berjalan maka membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam dan paling cepat 1 jam tanpa istrahat.

Setelah sampai di puncak, pengunjung tak akan langsung bertemu air terjun. Sajian pemandangan awal adalah kota mini dalam artian seluruh wilayah Kota Kendari terlihat jelas. Pemandangan dari puncak tertinggi ini tampak lebih indah. Kota Kendari Kota Bertakwa tampak terbelah oleh garis teluk. Belum lagi jika malam datang, perpaduan kelap-kelip lampu akan menentramkan suasana di puncak yang sunyi dan tenang.

Biasanya pengunjung akan bertahan semalaman di puncak dengan mendirikan kemah. Lalu kemudian, untuk merasakan air terjun yang lumayan dingin pengunjung harus menuruni tebing bebatuan  sekira 120 meter. Tebingnya cukup terjal dengan batu-batu alam tersusun kokoh. Menuruni tebing bersama teman apalagi kekasih akan memberi kenangan manis tersendiri sebab sesekali harus saling berpegangan erat (He..He..).



Tinggi air terjunnya sekira 7 atau 9 meter (kalo tidak salah). Lokasi ini diselimuti oleh batu alam dan pepohonan yang rindang. Matahari hanya akan muncul dari sela-sela pepohonan dan bebatuan. Air yang mengucur deras dari puncak bebatuan menghasilkan irama yang memecah kesunyian.

Bagi yang suasana hatinya sedang berada di puncak-puncak gelisah maka destinasi wisata ini bisa jadi opsi pengobatan alamiah. Atau bagi yang penat dengan kesibukan pekerjaan sehari-hari dapat sekali-kali berkunjung ke spot ini.

Airnya yang sejuk dan mengucur juga tepat untuk mandi. Batuan yang tidak licin, dapat dipanjati untuk menguji adrenaline. Para pengunjung juga biasanya tak melewatkan kesempatan untuk berfoto dan berselfie/bergroufie. (Baca juga: Keistimewaan Puncak Amarilis: Aneka Warna Batu Alam Tersaji)


Penulis: Muhamad Taslim Dalma

Ternyata di Kendari Lebih Banyak Wanita Daripada Pria


JENDELASULTRA.BLOGSPOT.COM - Bahasan soal jumlah pria dan wanita dalam suatu daerah maka yang terpikir adalah bagaimana peluang poligami? Atau seberapa banyak yang jomblo. Namun pembahasan ini tidak akan menjurus ke hal-hal seperti itu. Tulisan ini hanya hendak menggambarkan jumlah pria dan wanita dari data yang ada.

Kota Kendari atau yang dikenal sebagai kota bertakwa merupakan ibu kota Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan penduduk terpadat. Dibanding dengan daerah-daerah lainnya di jazirah Sultra, boleh dikatakan Kendari memiliki penduduk terbanyak.

Kota Kendari atau sebut saja kota Sinonggi (makanan khas dari sagu) ini, diperkirakan pada tahun 2016-2017 penduduknya sudah mencapai 359.310 orang (perempuan dan laki-laki). Kendati demikian belum ada data real pada rentang tahun 2016-2017.

Perkiraan tersebut didapat hanya dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kendari bahwa jumlah penduduk Kendari 2015 yakni 347.496 yang disandingkan dengan rata-rata pertumbuhan penduduk di Indonesia bergerak pada angka 3,4 persen pertahun maka diperoleh data 359.310.

Namun demikian 359.310, tidak seluruhnya tercatat sebagai warga Kendari sebab masih banyak warga yang tercatat sebagai warga luar Kendari atau pendatang. Kota Kendari hanyalah sebagai tempat persinggahan bagi aktifitas ekonomi, bisnis, wisata, dan lainnya.

Untuk mengetahui jumlah wanita dewasa dan pria dewasa maka bisa dilihat dari Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ditetapkan Komisi Pemilhan Umum (KPU) Kota Kendari. Hitungannya memang tidak termasuk anak-anak sebab tulisan ini hanya memberikan gambaran real jumlah wanita dan pria yang sudah dewasa. DPT juga dapat memberikan gambaran mana saja warga yang benar-benar tercatat di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Kendari.

Dari data DPT yang ditetapkan KPU pada 6 Desember 2016, jumlah wanita menembus angka 90.964 orang sedangkan pria/laki-laki hanya 88.450. Total laki-laki dan perempuan yang tercatat hanya 179.414. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa selisih pria dan wanita mencapai 2.514. (Baca Juga: Penduduk Kota Kendari Lebih Banyak Laki-Laki, Ini Buktinya)

 
Penulis: Muhamad Taslim Dalma


Eksotisme Pulau Hari, Destinasi Wisata Dekat Kota Kendari


JENDELASULTRA.BLOGSPOT.COM, Pulau-pulau di Sulawesi Tenggara ibarat “gugusan bintang” yang belum menampakkan sinar kemilau. Padahal dari segala jualan wisata, keindahan pasir putih berserakan dan surga bawa laut masih banyak tak terjamah.

Siapa tak kenal Wakatobi, populer ke manca negara dengan Istilah surga bawah lautnya. Bahkan kini gambar dan namanya sudah mengabadi dalam uang rupiah. Jazirah Sulawesi di bagian tenggara ini begitu luas ini terdapat destinasi tandingan Wakatobi yang tak kalah banyak dan istimewa. Pilihannya adalah Pulau Hari, pulau kecil yang menawarkan serakan pasir putih melingkar dan istanah bawah laut di kedalaman 1 sampai 5 meter.

Untuk sampai ke sana, pilihan transportasi bisa dengan menyewa  Perahu sewaan yang  banyak terdapat di pelabuhan rakyat dekat area kompleks Pasar Sentral Kota Lama, Kendari. Bila dari Bandara Halu Oleo Kendari, cukup naik bus Trans Lulo untuk sampai ke Pelabuhan Rakyat itu. Hanya 15 menit perjalanan dari Bandara. Kemudian dari Pelabuhan Rakyat ke Pulau Hari memakan waktu sekitar satu jam.




Secara georafis Pulau Hari terletak di bagian Utara dari Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), melintang dari Utara ke Selatan antara 04002m 13.3 dan 04002m 17.4 Lintang Selatan, membujur dari Barat ke Timur antara 122046.37.1 dan 122.46.41.3 bujur Timur. Struktur pulau ini diselimuti oleh bebatuan keras. Masyarakat lokal menyebutnya jenis batu Moramo. Pepohonan nampak tumbuh kokoh di atas bebatuan.

Luas pulau yang sekira 14 hektar ini memiliki garis pantai yang tidak begitu panjang.  Garis pantainya hanya sekira 15 sampai 40 meter. Bentuk pantainya yang putus-putus karena bebatuan memberi panorama tersendiri bagi yang ingin mengabadikan gambar atau sekedar berfoto selfie maupun grufie.

Di salah satu sudut pulau terdapat ukiran batu yang menunjukkan bahwa destinasi wisata ini telah dikunjungi sejak masa pemerintahan Presiden Soeharto. “WELCOME TO PULAU HARI, VISIT INDONESIA 1991” tulisan yang terukir di batu tersebut seperti sebuah prasasti yang kemungkinan dibuat oleh pemerintah saat itu.

Di sekitar pulau tak berpenghuni ini, memandang jauh hanya ada lembah dan lautan luas tak terpermanai. Menikmati sepi dan sunyi sangat tepat dengan sekedar duduk di pasir putih pantainya atau berjalan menyusuri sebagian lianggaran pulau.

Sesekali pada pagi atau sore, kapal cepat rute Kendari-Raha  akan melintas di samping Pulau ini. Selain itu, kapal-kapal nelayan kecil pemancing juga biasa berseliweran di sekitar pulau. Wisatawan bisa langsung memesan hasil pancingan para nelayan tersebut, tentu dengan harga normal bisa dapat ikan atau cumi-cumi segar.

Untuk menikmati pemandangan bawah laut nan elok eksotis bisa dilakukan dengan diving ataupun snorkling. Terumbu karang yang masih asri dan ikan-ikan hias aneka warna seperti keluarga Nemo dapat diamati mulai dari kedalaman 1 sampai 7 meter. Tak hanya itu, bintang-bintang laut, ular laut, masih nampak jelas dan bersahabat. Plus air yang  jernih biru kehijauan menambah eksotisme tersendiri.



Di salah satu bagian spot penyelaman kita akan menemukan palung laut yang penuh dengan terumbu karang, bentuknya seperti jurang menikam jauh ke bawah laut. Di sekitar palung tersebut, pemandangan ikan-ikan seukuran telapak tangan terhidang.

Namun sayang, dibalik keindahan itu tersimpan ancaman biota laut yang hendak mempertahankan eksistensinya. Ekosistem mereka terancam,  dapat dilihat dari sebagian kecil spot penyelaman. Karang-karang terlihat hancur dan berserakan. 




Hal ini diduga disebabkan tangan-tangan jahil yang menangkap ikan dengan menggunakan bom. Ekosistem sekitar Pulau Hari yang masih cantik jelita mengundang ikan-ikan untuk mendekat dan kehadiran ikan-ikan itu nampaknya menjadi incaran para pombom ikan.



Penulis: Muhamad Taslim Dalma